Selasa, 28 April 2015

Sebuah titik api yang muncul tiba-tiba




Awalnya mereka baik-baik saja, bahkan sangat baik. Menjalin kebersamaan selama 2 tahun bukan waktu yang singkat. Cemoohan datang dan pergi begitu saja, karena semua tahu mereka adalah yang terbaik. Tak diragukan lagi, semakin indah sekuntum bunga, semakin banyak yang ingin memetiknya. Namun mereka kuat, tetap mempertahankan keindahan bunga mereka. Tidak ada rasa dengki yang menjalar ketika bunga-bunga indah yang lain mulai bermekaran, justru sebuah kebanggan tersendiri menjadi tonggak motivasi. 

Menyedihkan, ketika bagaimana suatu hal yang niatnya baik tiba-tiba berubah menjadi perusak keadaan. Seperti munculnya rencana liburan yang berbuah perpecahan.

Memang itu yang terjadi pada mereka. Sudut pandangan yang berbeda, cara kerja perasaan yang tak pernah sekata, hingga semua pihak merasa yang paling benar. Dari luar memang tak tampak, namun yang di dalam lain kisah. Saling bermuka dua, seolah tak ada apa-apa tapi nyatanya ada. Berusaha menjatuhkan pihak lain, lewat sindiran-sindiran halus yang bermakna tajam.

Ini tentang melawan diri sendiri. Bagaimana mendamaikan ego dengan hati, menumbangkan prasangka, dan menundukkan ambisi dalam diri. Ego – musuh terbesar setiap manusia, yang pada berbagai kasus selalu menang serta rasa toleransi dan kepedulian yang terkalahkan.