Awalnya mereka baik-baik saja, bahkan sangat baik. Menjalin
kebersamaan selama 2 tahun bukan waktu yang singkat. Cemoohan datang dan pergi
begitu saja, karena semua tahu mereka adalah yang terbaik. Tak diragukan lagi,
semakin indah sekuntum bunga, semakin banyak yang ingin memetiknya. Namun
mereka kuat, tetap mempertahankan keindahan bunga mereka. Tidak ada rasa dengki
yang menjalar ketika bunga-bunga indah yang lain mulai bermekaran, justru
sebuah kebanggan tersendiri menjadi tonggak motivasi.
Menyedihkan, ketika bagaimana suatu hal yang niatnya baik
tiba-tiba berubah menjadi perusak keadaan. Seperti munculnya rencana liburan
yang berbuah perpecahan.
Memang itu yang terjadi pada mereka. Sudut pandangan yang
berbeda, cara kerja perasaan yang tak pernah sekata, hingga semua pihak merasa
yang paling benar. Dari luar memang tak tampak, namun yang di dalam lain kisah.
Saling bermuka dua, seolah tak ada apa-apa tapi nyatanya ada. Berusaha
menjatuhkan pihak lain, lewat sindiran-sindiran halus yang bermakna tajam.
Ini tentang melawan diri sendiri. Bagaimana mendamaikan ego
dengan hati, menumbangkan prasangka, dan menundukkan ambisi dalam diri. Ego –
musuh terbesar setiap manusia, yang pada berbagai kasus selalu menang serta rasa
toleransi dan kepedulian yang terkalahkan.